Senin, 24 Juni 2013

kesadaran berdakwah



Melemahnya kesadaran manusia untuk beragama atau kekurangpekaan mereka terhadap panggilan Ilahiah menurut Abul Hasan An-Nadwy disbabkan hilangnya indra keenam, yaitu indra agama.

Apabila seseorang kehilangan indra agamanya, karena suatu sebab atau cacat fitrahnya, niscaya hilang pulalah fungsi dan pengaruhnya sehingga ia tidak dapat percaya dan menanggapi apa yang dihasilkan oleh indra itu.bagai orang buta, seperti orang tuli, dan bahkan hatinya akan keras dan tertutup mendengar peringatan-peringatan dan ancaman yang menggugah hatinya.

dakwah Islam bertugas mengfungsikan kembali indra keagamaan manusia yang telah menjadi fikri asalnya, agar mereka dapat menghayati tujuan hidup sebenarnya untuk berbakti kepada Allah. 

dakwah adalah kewajiban setiap muslim. seperti disabdakan Rasullullah, "Dari Khudzaifah ra. dari Nabi bersabda; "Demi Dzat yang menguasai diriku, haruslah kamu mengajak kepada kebaikan dan haruslah kamu mencegah perbuatan yang munkar, atau Allah akan menurunkan siksa-Nya kepadamu kemudian kamu berdoa kepada-Nya di mana Allah tidak akan mengabulkan permohonanmu" (HR.Imam Tirmidzi).

banyak ayat-ayat Allah yang menyebutkan dasar hukum dakwah dan kewajiban dakwah bagi kita. QS. Ali Imron: 104, QS. Al-Baqarah: 257, dan masih banyak lagi. 

marilah hai semua kita melaksanakan tugas dakwah ini, mulailah dari diri sendiri dengan selalu jujur dan mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran walaupun itu sangat sulit dan penuh tantangan. jadilah teladan. setelah dari diri sendiri, marilah ajak orang terdekat kita untuk selalu amr ma'ruf nahy munkar. barulah kita dapat menjadi tauladan sehingga usaha dakwah bisa kita jalankan agar nilai-nilai Islam selalu menjadi bagian dari setiap muslim. 

wallahu'alam...

Memaafkan itu menyehatkan dan Membahagiakan



Orang tak bisa hidup bahagia dengan rasa sakit hati dan kemarahan terhadap orang lain, apalagi ditambah dengan keinginan balas dendam. Beban berat seperti ini harusnya dihilangkan agar hati terhindar dari penyakit, dan hidup lebih sehat dan bahagia.
Rasa sakit hati dan kemarahan karena disakiti atau dianiaya orang lain, selain mempengaruhi kesehatan batin juga mempengaruhi kesehatan jasmani. Disadari atau tidak rasa sakit hati yang mendalam dapat merusak jiwa dan kesehatan. Maka memaafkan adalah obatnya. Dengannya tubuh menjadi lebih rileks, aliran darah lebih lancar karena jantung bekerja normal tanpa ganguan. Ketimbang untuk orang lain, memaafkan sebenarnya amat baik manfaatnya buat diri kita sendiri. Lalu bagaimana caranya?
Memang tak selalu mudah memaafkan kesalahaan orang lain. Faktor psikologis seperti pembiasaan dari orang tua (yang tentu ditiru anak-anaknya) atau kurang matangnya kepribadian seseorang, adalah sedikit dari sebab kenapa orang sulit memberi maaf. Akan tetapi tak lantas membuat kita menjadi orang yang sukar memafkan bukan? Apalagi sebagai makhluk paling sempurna yang diberi pilihan, mau memaafkan atau tidak, mau terus menderita atau tidak.
Cara yang cukup sederhana untuk adalah dengan tahap-tahap sbb:
1.   Hadapilah kemarahan, sakit hati dan rasa malu Anda.
2.   Jalankan proses memaafkan, lakukan itu dan buang jauh-jauh keinginan balas dendam.
3. Maafkanlah. Pahamilah mereka yang bersalah pada anda, kita tidak sedang menghakimi seseorang, berusahalah empati terhadapnya.
4.   Sembuhkanlah diri anda.

Langkah-langkah praktis ini dapat kita praktekkan untuk sakit hati, kekecewaan, kemarahan dalam skala kecil atau besar. Motivasi memaafkan harusnya lebih kuat, karena Allah menyatakan dalam berbagai ayat di al-Qur’an Allah memberi keutamaan orang yang pemaaf. Juga contoh Rasulullah adalah orang yang mampu memaafkan walau sekeji apapun perlakuan yang diterimanya. Wallahu’alam…